“Ciaaattt...!” Gali Superhero menyerang monster naga itu dengan kedua kakinya.
Si monster terkapar, begitu pula Gali sebab tubuh Gali lebih kecil daripada si monster.
Tak mau kalah, monster naga bangun perlahan-lahan.
Warga sekitar menyaksikan perkelahian itu dengan penuh ketegangan. Mereka berharap Gali Superhero dapat segera bangkit sebelum monster naga menyerangnya. Pertarungan sengit antara Gali Superhero melawan monster naga telah terjadi selama hampir setengah jam.
Sebelumnya, monster itu menyerang anak-anak yang sedang bermain di taman. Tubuhnya yang panjang, besar dan bersisik membuat anak-anak lari ketakutan. Sesekali ia meraung-raung sebagai bentuk ancaman sampai akhirnya Gali Superhero datang untuk menyelamatkan anak-anak itu.
Kini, setelah pertarungan antara jagoan bernama Gali melawan monster naga jahat, sang superhero masih terkapar dan membuat anak-anak menjadi takut sekaligus sedih. Mereka berteriak agar Gali superhero segera bangkit.
Sesekali si monster naga mengeluarkan api dari mulutnya demi menakut-nakuti Gali serta seluruh anak yang ada di taman.
Tubuh Gali yang memakai jubah superhero kebanggaannya terlihat masih lemah, meskipun begitu, dia dalam kondisi sadar. Seruan anak-anak yang berteriak, “ayo Gali....! Bangkit, Gali...! Bangkittt! Lawan monster itu!” membuat Gali bersemangat dan perlahan-lahan bangun.
“Aku tidak boleh kalah....!” Gali mengambil posisi kuda-kuda dan berlari menuju ke monster naga yang masih saja mengamuk dengan menyemburkan api dari mulutnya, “Ciaaatttt!!!!” Gali Superhero pun menendang kepala monster naga itu!
“Ciaaattt...! Ciaattt...! Ciaattt....!!!!!” dengan sekuat tenaga, Gali menendang tanpa henti dan membabi buta.
Namun tiba-tiba suara seseorang membuat Gali tidak bisa fokus lagi, “Galihhh...! Galiiihh...! Heiii Galiiihhh...! Banguuunn! Sudah pagi!”
“Ciat! Ciat! Ciat!” Galih masih terus menendang-nendang namun dua detik kemudian, dia terbangun dari tidurnya.
Rupa-rupanya Galih bermimpi menjadi seorang pahlawan super bernama Gali Superhero, jadi pertengkaran sengit yang dialaminya melawan monster naga hanyalah sesuatu yang terjadi dalam mimpinya saja.
“Bangun, Galih! Sudah siang! Kamu nggak sekolah??!” Ibu Galih mengomel sambil membuka gorden jendela di kamar anak lelakinya itu.
Galih terduduk lesu dan masih mengantuk, masih pula terbayang-bayang bagaimana mimpinya tadi.
“Makanya, jangan kebanyakan main game!” kata sang Ibu. “Buruan mandi! Cepat berangkat sekolah!”
Komentar
Posting Komentar