Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2024

DENTANG

  Lelaki tua bernama Markus yang duduk bertopang dagu di bawah pohon aren besar di muka gereja itu, terlihat menyulut rokoknya lagi, entah ke berapa kali. Ia duduk begitu saja di atas rumput gajah, tanpa kursi, tanpa alas. Tubuh dan pandangan Markus terarah pada gedung gereja Bethani yang sedang dipugar. Puntung-puntung rokok yang berserakan di sekitarnya cukup membuktikan kegabutan di hidup Markus. Gabut?! Berani sekali si muda Ilham menyimpulkan demikian pada seorang lelaki yang mungkin seusia dengan Simbahnya? Akulah si Ilham itu. Gerutuku pada diri sendiri, “Huh, gara-gara Om Marthen, nih yang menjulukinya ‘Markus gabut’.” lalu perlahan, langkahku menuju pada Markus.             Jalan raya yang berhadapan langsung dengan gereja ini sedang lengang, suara langkahku di atas jajaran konblok jadi terdengar begitu terang. “Mbah..." sapaku pada Markus. Sebentar lagi jam istirahatku. Seperti hari-hari sebelum...