Langsung ke konten utama

Rekomendasi Pantai Hidden Gem di Gunung Kidul, Cocok buat Kaum Introvert yang Pengen Foto Liburannya Bersih dari Foto Manusia Lain


   Hei, Anda yang (katanya) introvert atau emang bener introvert parah seperti aku dan bestieku ini, bukankah di dalam hati Anda yang paling dalam, Anda tetap ingin jalan-jalan lalu berpamer ria di sosial media? Hhhh! Ngaku aja, deh!

    Sebenernya yang paling penting bagi kaum introvert (mendang mending) adalah bisa berkelana kemana aja tanpa perlu memikirkan "harus/bakal bertemu siapa?" Jadi orang introvert itu sama sekali bukan katak dalam tempurung?! Ya dong!  (Karena katak bukan orang! Oke, skip!) 

    Nah, sekarang sebelum Anda berpikir terlalu jauh tentang mau healing kemana, sama siapa, nanti akan bertemu siapa, maka hal pertama yang Anda perlukan adalah keyakinan bahwa dompet Anda ada isinya, terutama buat beli bensin. 

    Jadi kalau di dompetnya cuma ada sepuluh ribu, ya jangan berpikir untuk ke pantai atau gunung dulu, ya cuk! Jangankan buat ke pantai, buat beli bensin dan starter motor thok, bisa-bisa tangki bensinnya bakal menjerit macam kuda kejepit. 

    Ok, lanjut! 

    Jadi, karena aku yakin bahwa duit di dompetku isinya lebih dari sepuluh ribu, maka aku memutuskan untuk mengajak kawanku healing ke sebuah pantai yang kejepit (lagi-lagi kejepit) antara Pantai Indrayanti dan Pantai Watu Lawang. Yup, bener! Pasti udah pada tempe kok, hahaha. Namanya Pantai Trenggole. 

    Tapi kalau belum tahu dan masih ragu-ragu, nih aku kasih info biar paham. Jadi saat kamu dan bestie, pacar atau pasanganmu masuk ke area Pantai Indrayanti, lewatin aja tuh pantai! (Ya mampir boleh, sih, suka-suka kamu lah, duit yo duitmu dewe, kok aku sing ngatur?) Lalu dari pintu masuk Pantai Indrayanti, kamu jalan terus ke arah pintu masuk Pantai Watu Lawang, nah, sebelum sampe ke pintu masuk Pantai Watu Lawang atau sekitar 70 meter dari pintu masuk Pantai Indrayanti, kamu tengok aja ke kanan jalan, ada satu papan kecil (lupa, nggak difotoin) yang bertuliskan Pantai Trenggole. Kalau bawa mobil, parkir aja di Indrayanti dan jalan kaki dikit ke Trenggole, tapi kalau bawa motor, ada kok parkir motor di area Trenggole.

    Sebenernya pemandangan pantainya kurang lebih sama dengan pantai sekitar sih, cuk! Tapi sekali lagi, yang bikin istimewa adalah kalo kamu kaum introvert yang merasa risih jika berada di keramaian, maka pantai ini adalah syurga! Bener-bener sepi dan bersih dari manusia! Hehe... Kamu bakal bisa merasakan indahnya deburan ombak di tepi pantai tanpa mendengar suara keriuhan dari mulut manusia lain. Otomatis, kamu bisa teriak-teriak nggak tahu diri sama bestiemu! 

    Sambil menyusuri pasir dengan bertelanjang kaki, kamu bisa berpose sesuka hati tanpa takut ada yang menghakimi. Bahkan, bagi orang yang hobi nulis seperti aku, suasana ini bisa membawaku pada perenungan dahsyat tentang : "kenapa gue nggak suka pantai padahal secakep ini gue kalau di pantai, hahaha" Nggak ding! Intinya aku bisa dapat ide untuk mendramatisasi kondisi hatiku yang galau dan melahirkan sajak yang gak indah-indah amat, yang penting puas!

    Pokoknya kamu nggak akan nyesel, cuk! Nggak percaya??? Aku spill deh foto-fotonya...! 

    Catatan : kita datang saat weekday. Situasi kondisi bisa saja berbeda saat weekend.

Jangan lupa pakai outfit yang kece maksimal

Sebenernya ini pose apa? Ada yang tau?

Main-Main Ombak ala-ala Film India

Seru-seruan berdua sama bestie, semacam berada di pantai pribadi

Nah, kalau yang ini di Pantai Watu Lawang

Spill Outfit kita juga boleh kok! 

Outfit Non Hijab Emak-Emak 

Outfit aku :

Atasan : Thrift di Pasar Cabo (Cakar Bongkar), Tomohon, Sulut, harga lupa, pokoknya under 50K

Celana : hibah dari adek

Kacamata : Mr. DIY 23K 

Total dari atas ke bawah : under 100K 

Outfit Hijab Santi

Outer : 150ribuan

Dress : 35K

Kacamata : 200ribuan

Total dari atas ke bawah : under 500K

    Demikian cerita hari ini, cuk. Intinya, kalau kamu introvert parah yang lagi galau, bisa deh berkunjung ke pantai Trenggole ini sama bestiemu saat weekday! Ingat, kalau galau jangan tiba-tiba "pembayaran berhasil", mending ke pantai, foto-foto kece dan sebarkan ke seluruh penjuru dunia lewat sosial media, katakan pada mereka bahwa aku baik-baik saja, hahahaha (Padahal nobody cares, setan!).

Bonus Foto

Mbak Kajol







Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

DEBUR

     Ibu sungguh-sungguh terobsesi menjadikanku aktris atau apapun itu yang bisa ditampilkan di televisi. Aku diantarnya ikut audisi demi audisi: menari, bernyanyi, berakting dan apapun itu yang biasa ditampilkan di televisi.      Anak kecil tak pernah tahu tentang tujuan hidupnya, orangtua yang bertugas membimbing anak-anak untuk mencapai cita-cita .      Itu yang selalu Ibu katakan.      Tak pernah sekalipun aku melawan sebab memang cuma Ibu yang mengurusku sendirian.      Hanya saja kelak ketika aku lepas dari masa remaja dan menjadi dewasa, aku tahu kalau terkadang ia tak sedang sungguh-sungguh seperti apa yang ia katakan. ***      “Aku lelah, Bu,” ucapku, memalingkan muka.      “ Casting ini untuk pemeran pendukung perempuan.”      “Lantas?”      “Hei! Bulan lalu seluruh uang Ibu sudah habis untuk berbagai treatmentmu di klinik kecanti...

TIGA KERAMAT

Kepala Suku/Ilustrator : Smavel Deck Ada tiga macam upacara adat yang akan mereka lakukan selama tiga hari berturut-turut. Aku wajib untuk ikut satu dari antara tiga itu. Tiga merupakan angka yang sakral bagi masyarakat suku di lembah Cendana ini. Dalam tujuh hari, mereka hanya boleh 3 hari bekerja. Hari-hari lainnya dipakai untuk beristirahat dan mengolah makanan. Anak umur 3 tahun wajib disunat. Remaja lelaki 13 tahun wajib hidup mandiri di pondoknya sendiri. Remaja putri umur segitu, yang belum menstruasi, wajib bekerja mencari ikan di rawa-rawa selama 3 hari berturut-turut untuk keluarganya. Jika sudah menstruasi, maka wajib dikawinkan dengan lelaki usia 1 3 tahun atau lebih. Ngeri memang mendengarnya, namun memang itulah alasanku datang kemari. Aku ingin tahu betul, bagaimana cara mereka bertahan hidup di bawah aturan yang sangat ketat, terkait angka-angka sakral yang telah mereka tetapkan sejak berabad-abad lalu. Mereka pun sangat terisolasi, jauh dari peradaban, ha...